From: Onno W. Purbo To: SWA Sembada Subject: Re: mohon komentar Date: Friday, April 14, 2000 8:58 AM ----- Original Message ----- From: SWA Sembada > > * Kabarnya bapak kurang respek dengan kehadiran BHTV, apa sih yang > menurut pandangan Bapak kurang baik dari pendekatan BHTV ini? > apakah konsepnya, apakah polanya, atau kawasannya, atau mungkin > bapak punya pandangan lain? Detail BHTV baiknya di tanyakan ke orangnya seperti DR. Armein Langi di PAU ITB Kebutuhan akan adanya industri IT di Indonesia atau di BHTV saya setuju Yang saya kurang setuju adalah pola pendekatanya lebih ke pendekatan supply ... Coba deh kalau kita perhatikan pola yang dipakai BHTV kan kira-kira + bikin penelitian & publikasi hasil penelitian tsb .. + kemudian menjual ide ke investor / utangan luar negeri kalau perlu.. + bikin janji bahwa ada pasar dari hasil teknologi yang di create .. + kemudian bikin pabrik, atau perusahaan + go public ... Itu kan namanya memaksa mengcreate supply-nya dan supply yang di create itu sangat spesifik berbasis teknologi & di ITB sekali Umumnya yang sering dilupakan bahwa pendekatan itu akan sukar sekali untuk langgeng kalau tidak di tumpu sama pasar yang jelas & reputasi yang baik secara management & keseluruhan untuk menjaga mutu & servis ke pasar-nya ... > * Tidakkah bapak melihat manfaat yang akan disumbangkan oleh BHTV > terhadap perekonomian Bandung khususnyad an indonesia umumnya, > serta mendorong tumbuhnya iklim berusaha kalangan TI? Betul kalau berhasil & langgeng memang baik untuk ekonomi Masalahnya mereka di BHTV (tepatnya di ITB) belum banyak membuktikan dirinya bisa membangun banyak usaha kecil menengah dari anak didik-nya yang sehat dan bisa sustain & berkembang dengan putaran uang yang ratusan juta / milyard ... Pengalaman saya membangun UKM IT seperti itu harus start dari demand dulu ... mulai dengan mendidik / mengkondisikan pasar perlahan-lahan, secara bertahap membangun / mengkondisikan anak-anak supaya lebih profesional akhirnya yang terjadi adalah demand created supply pendekatan teman-teman di BHTV kan sebaliknya mereka lebih ke supply created demand ini resiko-nya lebih tinggi & juga investasinya lebih besar dalam jangka waktu singkat .. Sekedar informasi saja, bekas anak-anak didik saya di Lab. dengan pendekatan demand created supply sudah bergulir beberapa usaha yang langgeng & mandiri ... mulai dari WARNET, training internet, dll ... tapi start dengan create demand dulu seperti nulis artikel, aktif di mailinglist, nulis buku, kasi ceramah, kasi talk-show ... > * Mungkinkah BHTV bisa berkembang seperti Silicon Valley di AS, > bagaimana menurut Bapak? Kalau pendekatannya adalah supply created demand yang terjadi bukan silicon valley seperti di AS tapi akan jadi IPTN versi ke dua ... mau apa hasil pabrik IT-nya nanti harus dibeli dengan beras ketan? apakah itu baik untuk ekonomi? apakah banyak mempekerjaan orang? > * lalu, menurut Bapak, apa aja yang harus diperbaiki dari pola, atau > konsep, dan pendekatan BHTV ini? Pendekatannya harus demand created supply jangan dibalik jadi supply created demand ... supply created demand kan pola orde lama & pola standar pemerintah yang keluarnya pilot projek yang akhirnya mati setelah dana habis .. pola demand created supply sebenernya sederhana sekali bahkan pakai modal dengkulpun jadi koq ... start dengan memandaikan & mengkondisikan pasar mulai dari nulis artikel, kasi ceramah, talk show, workshop dll ... dari gerakan gerakan ini akan terbentuk demand yang jelas setelah demand ada terbentuk secara perlahan membentuk SDM & institusi / perusahaan-nya ... supply dibangun ... supply bahkan mungkin tidak perlu kita juga yang membangun biarkan enterpreneur muda untuk masuk ke pasar para mahasiswa muda yang masih semangat itu ... mereka punya potensi besar jadi enterpreneur Kalau engga percaya, tanya aja ke BHTV berapa jumlah paper mereka di media massa, berapa kali seminggu ngasi ceramah, kasi workshop, talk-show pasti sangat rendah sekali .... belum lagi kalau di tanya berapa jumlah buku yang ditulis untuk masyarakat banyak pasti saya jamin nihil ... sangat berbeda dengan kelompok anak-anak di Computer Network Research Group ITB yang banyak melakukan itu semua ... > * Kabarnya bapak sudah punya konsep dan rencana pengembangan buku > sebagai pembandingnya? bagaimana kelanjutnya, dan seperti apa > polanya? Apa saja yang ada di sana dan bagaimana gambaran > fasilitasnya? Sebagai pembanding ya sederhana aja sih sebenernya pola yang dipakai di Computer Network Research Group ITB (yang sering diaku juga sebagai hasilnya PAU juga) di samping CNRG ITB, sekarang sudah kami kembangkan juga Knowledge Management Research Group di ITB yang di pimpin oleh Ismail Fahmi di situ saya membina anak-anak untuk ngutak-ngatik di lab, menulis buku, menulis artikel aktif di mailing list hingga akhirnya menulis buku-buku ... mereka sebagian sudah spin off ke perusahaan-perusahaan sendiri milik mereka sekarang dan mereka bahkan sudah dikejar-kejar modal ventura seperti Jabar Ventura dan masih banyak lagi sebagian adalah pemodal asing ... dalam jumlah yang sangat besar agak tidak etis kalau saya ceritakan detail-nya di sini ... nanti deh pertengahan tahun depan mungkin bisa dibuka .. Nah, misi saya sekarang ini adalah ingin mereplikasi model tersebut di Indonesia bukan cuma di CNRG ITB atau KMRG ITB caranya ya melalui proses pembangun jaringan perguruan tinggi ... saya coba kasi ceramah-ceramah ke mahasiswa-mahasiswa di berbagai PTS dll supaya mereka ada percaya diri, aktif membantu sekolah-nya untuk bisa masuk ke Internet ngutak-ngatik di Lab, menulis artikel, hingga buku ... Hal ini semua dilakukan dengan roadshow yang swadana ke kota-kota, ke berbagai sekolah, perguruan tinggi semua dana masyarakat ... tanpa dana dari pemerintah sama sekali ... salah satu yang cukup aktif adalah KOPERTIS IV Jawa Barat Untuk mendorong penulisan buku-buku IT Yayasan Litbang Telekomunikasi Informatika (YLTI) membantu untuk mengadakan kompetisi penulisan buku "gaul" teknologi informasi ini akan mendorong muncul-nya pakar & penulis-penulis muda dibidang IT kemarin kita sudah mulai evaluasi dari 24 proposal penulisan buku yang masuk ... tampak sekali bahwa banyak bakat terpendam di Internet Indonesia ini yang harus di eksplotasi supaya muncul ke permukaan .. Kalau diperhatikan baik-baik semua usaha ini dilakukan secara swadana, mandiri dengan dana masyarakat sendiri ... engga perlu tu namanya ngutang ke Bank Dunia, IMF, ADB malah yang datang adalah investor-investor termasuk investor asing jelas pendekatan ini cukup berbeda dengan pendekatan yang dilakukan pemerintah selama ini melalui BAPPENAS dll .. Pekerjaan ini semua ternyata membutuhkan dedikasi yang sangat tinggi yang harus saya tanggung konsekuensi-nya dengan meninggalkan karir saya sebagai dosen ITB maupun PNS .. > > Demikian beberapa hal yang ingin kami minta komentarnya dari bapak, atas > perhatian bapak saya ucapkan terimakasih. > > Hormat kami, > > Joko Sugiarsono dan Maulana Yudiman > wartawan > > >