Catatan Perjalanan Roadshow Internet Goes To School Jawa Barat 22-24 September 2004 Onno W. Purbo Rakyat Indonesia Biasa Tanggal 22-24 September 2004, atas prakarsa Pak Mahmur kepala PT. Telekomunikasi Indonesia Divisi Regional (DIVRE) 3 Jawa Barat & Banten, di adakan roadshow Internet Goes To School yang ke dua yang di targetkan untuk guru, koperasi Telkom, dan beberapa instansi seperti BUMD, Polisi dll. Sebelumnya, beberapa bulan yang lalu, di seluruh Divisi Regional PT. Telekomunikasi Indonesia, sebetulnya telah di adakan Internet Goes To School yang bertujuan mengenalkan Internet bagi para siswa, pelajar di seluruh Indonesia secara cuma-cuma & gratis. Dari laporan yang masuk selama Internet Goes To School yang pertama ternyata banyak juga para mahasiswa yang datang untuk memperoleh pengetahuan bagaimana cara menjalankan mouse dan berselancar di Internet. Internet Goes To School yang ke dua yang di adakan oleh DIVRE 3, dilakukan di tiga kota, yaitu, cirebon, bandung, dan sukabumi, selama tiga hari. Total peserta dari tiga (3) hari roadshow ini adalah sekitar 1500-1800 orang, dari tiga kota di Jawa Barat. Cukup melelahkan bagi mereka yang melakukannya. Atas kebaikan hati Pak Hoky, saya dapat menjalani proses ini duduk di Baby Benz Pak Hoky bersama beliau selama tiga hari. Sebuah pengalaman tersendiri bagi seseorang yang belum pernah menggunakan baby benz dalam perjalanan jauh di luar kota. Pak Hoky dan saya berangkat dari Jakarta pukul tiga pagi tanggal 22 September menuju Cirebon tentunya dengan Baby Benz Pak Hoky, karena acara di mulai pukul delapan pagi. Setiba di Cirebon, telah siap Ibu Judith (Ketua Asosiasi Warnet Indonesia, AWARI), Pak Hariyadi (dari IlmuKomputer.com), dan banyak rekan PT. Telekomunikasi Indonesia dari DIVRE3 Cirebon, termasuk Pak Sony Kakandatel Cirebon. Acara di bagi dalam dua shift peserta, shift pagi hari dari jam 8 sampai dengan jam 12 siang, setelah break makan siang, peserta berganti dengan shift siang biasanya dari kota lain, dari jam 1 sampai dengan jam 4-5 sore. Di Kota Bandung, prosesi acara di buka langsung oleh KADIVRE 3 Pak Mahmur, yang kemudian di lanjutkan oleh Pak Koko Kakandatel Bandung. Sedang di kota Sukabumi, acara di hadiri langsung oleh Pak Maman Kakandatel Sukabumi. Organizing acara di lakukan oleh Bagian SDM Divre 3 Pak Adiek yang di bantu oleh organizer lokal di masing-masing kandatel. Ibu Judith memberikan pengarahan tentang usaha WARNET, Internet Sehat (dengan referensi ICTWatch), dan banyak hal yang berkaitan dengan cybercrime di WARNET. Peserta biasanya sangat antusias bertanya khususnya tentang teknik memperoleh sambungan telepon untuk sekolah dan biasanya di tembak ke Pak Kakandatel atau staff-nya. Bagi para penanya seperti biasa akan memperoleh banyak hadiah, apakah itu start-up kit Telkom Flexi dari PT. Telkom, di selingi majalah Bisnis Komputer, CD IlmuKomputer.com, terakhir juga CD materi IG2S dari saya yang di sponsori oleh MSI Motherboard PC yang juga rencananya akan di sponsori oleh IlmuKomputer.com. Sebetulnya semua materi IG2S yang saya berikan dapat di download secara gratis dari http://www.bogor.net/igts atas budi baik Pak Michael Sunggiardi. Yang cukup mengagumkan bagi saya sebetulnya, umumnya sekolah-sekolah / pesantren yang hadir telah memiliki komputer rata-rata sekitar 10-20 komputer per sekolah. Jadi komputer di sekolah jawa barat bukanlah hal yang aneh. Beberapa sekolah / pesantren memiliki 40-90 komputer. Pelajaran komputer bukanlah hal yang aneh bagi sekolah-sekolah ini. Yang paling mengharukan terjadi di Bandung, salah satu peserta seminar ternyata seorang sarjana tuna netra yang biasa menggunakan komputer! Entah menggunakan software apa, tapi beliau dapat mendengar dari komputer-nya apa-apa yang beliau ketik atau akan klik. Yang mengharukan beliau bertempat tinggal di belakang kantor pusat PT. Telkom di Japati Bandung, dan sering membantu PT. Telkom sebagai tukang pijat tuna netra. Terlihat sebetulnya beliau mempunyai kemampuan lebih daripada sekedar tukang pijat. Di sesi saya, target pengetahuan yang saya berikan sangat sederhana, yaitu, bagaimana cara-nya mengirit pulsa Telkomnet Instant dan teknik RT/RW-net agar akses Internet dapat menjadi murah. Yang tentu saja di sambut amat sangat meriah di ketiga kota yang saya datangi dan di sambut senyum-senyum oleh rekan-rekan dari PT. Telkom. Saya tidak mengajarkan cara mencuri pulsa, tapi mengajarkan teknik berhemat berinternet di sebuah sekolah. Seperti biasa semua teknik dan perpustakan saya yang besarnya 20.000+ file (atau sekitar 12 Gbyte) saya copykan ke semua komputer milik PT. Telkom yang digunakan untuk demonstrasi Internet. Pak Adiek rencanakan akan mengupload perpustakaan ini ke Web Site DIVRE 3 di http://www.divre3-cyber.com. Sehingga akan semakin banyak rakyat Indonesia yang akan dapat mengakses ilmu pengetahuan Internet secara gratis. Yang menarik SMKN2 Sukabumi akhirnya dapat membawa laptop-nya untuk mengcopy semua isi perpustakaan saya tersebut. Semoga dapat di copykan ke semua sekolah di Jawa Barat & Banten. Pernahkan anda membayangkan cukup dengan membayar Rp. 80-130 ribu per bulan dikurangi diskon 40% (karena sekolah) ke PT. Telkom, sebuah sekolah dengan 500 siswa dapat menikmati e-mail selama satu bulan? Tentunya hal ini sangat menarik bagi semua sekolah & pesantren, karena beban biaya per siswa per bulan hanya Rp. 200-an / bulan / siswa. Tentunya tidak mungkin kita meminta meminta Rp. 200 / siswa, karena terkesan tidak bonafid meminta yang terlalu murah demikian, Maka biasanya beban biaya yang dimintakan sekitar Rp. 2000-5000 / siswa / bulan. Dapat kita bayangkan dengan pemasukan Rp 2000-5000 / siswa / bulan, maka sekolah akan memperoleh uang sebesar Rp. 1-2.5 juta / bulan yang cukup untuk membeli komputer 6-12 Pentium III per tahun per sekolah. Jadi semua proses Internet Goes To School dapat dilakukan secara murah dan swadaya masyarakat. Teknik untuk menjadikan Internet murah di mungkinkan jika sekolah dapat mengoperasikan mail server sendiri secara lokal di sekolahnya. Pada kesempatan roadshow tersebut saya memperkenalkan software Mdaemon yang memungkinkan sebuah komputer dengan sistem operasi Windows 98 atau Windows XP untuk menjadi server mail. Ada banyak fasilitas yang diberikan di Mdaemon, seperti, membuat domain sekolah, membuat account bagi para siswa, menset ke ISP mana akan sambungan Interenet dilakukan, dan terakhir jam berapa saja sambungan Internet dilakukan. Biasanya untuk menghemat pulsa, sambungan Internet dilakukan antara pukul 4 s/d 8 pagi. Salah satu hal yang menarik dari Mdaemon adalah fasilitas Webmail seperti Mail Yahoo.com atau hotmail.com, jadi siswa di sekolah dapat mengakses mail melalui browser di workstation di LAN. Penjelasan detail teknik ini dapat diambil di http://www.bogor.net/igts. Bagi sekolah yang ingin memperoleh akses 24 jam, di ajarkan teknik RT/RW-net yang mengkaitkan beberapa sekolah / rumah / instansi agar dapat membagi biaya akses menjadi lebih murah. Rencana ke depan, antara lain meminta para guru atau kiai untuk ikut berpartisipasi di mailing list dikmenjur@yahoogroups.com dan asosiasi-warnet@yahoogroups.com. Di harapkan mereka dapat bertukar pengalaman dengan rekan-rekan sekolah lain yang telah berhasil mengoperasikan Internet murah-nya. Jika di kemudian hari dibutuhkan untuk teknik yang mendalam lagi, bukan mustahil akan di adakan Internet Goes To School selanjutnya yang membahas materi-materi yang lebih berat lagi, seperti teknik membuat server, teknik jaringan wireless internet, teknik security dll. Demikian sekilas rangkatan kegiatan Internet Goes To School Divre 3 Jawa Barat, yang mulai mengajarkan teknik Internet murah bagi sekolah melalui teknik WARNET, e-mail server maupun RT/RW-net.