From hn@melsa.net.id Fri Jan 25 02:14:55 2002 Return-Path: Delivered-To: onno@localhost.yc1dav.ampr.org Received: from localhost (localhost.localdomain [127.0.0.1]) by gate.yc1dav.ampr.org (Postfix) with ESMTP id B885B73DC for ; Fri, 25 Jan 2002 02:31:01 +0700 (JAVT) Delivered-To: onno@pop-qmail.indo.net.id Received: from pop.indo.net.id [202.159.32.71] by localhost with POP3 (fetchmail-5.7.4) for onno@localhost (single-drop); Fri, 25 Jan 2002 02:31:01 +0700 (JAVT) Received: (qmail 6529 invoked from network); 25 Jan 2002 02:15:17 +0700 Received: from sv-1.indo.net.id (202.159.33.41) by pop-qmail.indo.net.id with SMTP; 25 Jan 2002 02:15:17 +0700 Received: (qmail 13843 invoked by alias); 25 Jan 2002 02:15:16 +0700 Delivered-To: onno+indo.net.id@sv-1.indo.net.id Received: (qmail 13826 invoked by uid 505); 25 Jan 2002 02:15:16 +0700 Received: from sentto-2640246-10511-1011899700-onno=indo.net.id@returns.groups.yahoo.com by virusfree.indo.net.id with qmail-scanner-1.03 (uvscan: v4.1.40/v4182. . Clean. Processed in 0.336593 secs); 24 Jan 2002 19:15:16 -0000 Received: from mailgate.indo.net.id (202.159.33.87) by sv-1.indo.net.id with SMTP; 25 Jan 2002 02:15:16 +0700 Received: (qmail 10500 invoked by alias); 24 Jan 2002 19:15:15 -0000 Delivered-To: onno@indo.net.id Received: (qmail 10488 invoked from network); 24 Jan 2002 19:15:14 -0000 Received: from unknown (HELO mx-2.indo.net.id) (202.159.32.92) by mailgate.indo.net.id with SMTP; 24 Jan 2002 19:15:14 -0000 Received: (qmail 3004 invoked from network); 25 Jan 2002 02:15:12 +0700 Received: from n25.groups.yahoo.com (216.115.96.75) by mx-4.indo.net.id with SMTP; 25 Jan 2002 02:15:12 +0700 X-eGroups-Return: sentto-2640246-10511-1011899700-onno=indo.net.id@returns.groups.yahoo.com Received: from [216.115.97.189] by n25.groups.yahoo.com with NNFMP; 24 Jan 2002 19:13:31 -0000 X-Sender: hn@melsa.net.id X-Apparently-To: genetika@yahoogroups.com Received: (EGP: mail-8_0_1_3); 24 Jan 2002 19:14:59 -0000 Received: (qmail 82004 invoked from network); 24 Jan 2002 19:14:58 -0000 Received: from unknown (216.115.97.171) by m3.grp.snv.yahoo.com with QMQP; 24 Jan 2002 19:14:58 -0000 Received: from unknown (HELO n2.groups.yahoo.com) (216.115.96.52) by mta3.grp.snv.yahoo.com with SMTP; 24 Jan 2002 19:14:58 -0000 Received: from [216.115.96.140] by n2.groups.yahoo.com with NNFMP; 24 Jan 2002 19:14:58 -0000 To: genetika@yahoogroups.com Message-ID: User-Agent: eGroups-EW/0.82 X-Mailer: Yahoo Groups Message Poster From: "hn_62818200501" X-Originating-IP: 202.153.130.97 X-Yahoo-Profile: hn_62818200501 MIME-Version: 1.0 Mailing-List: list genetika@yahoogroups.com; contact genetika-owner@yahoogroups.com Delivered-To: mailing list genetika@yahoogroups.com Precedence: bulk List-Unsubscribe: Date: Thu, 24 Jan 2002 19:14:55 -0000 Subject: [GENETIK@] Membuat Sistem VoIP Sendiri secara Murah Reply-To: genetika@yahoogroups.com Content-Type: text/plain; charset=US-ASCII Content-Transfer-Encoding: 7bit Status: R X-Status: N Membuat Sistem VoIP Sendiri secara Murah oleh : Michael S Sunggiardi SELAMA enam bulan terakhir ini, ramai-ramai komunitas teknologi informasi berdebat tentang VoIP (Voice over Internet Protocol), di milis, di koran, maupun pada berbagai seminar. Perdebatan mulai dari aspek yang paling mendasar sampai kepada mencari popularitas semata. Semuanya heboh, sehingga tidak sadar bahwa teknologi ini sebetulnya sangat sederhana dan bisa diterapkan untuk setiap perkantoran yang sudah memiliki akses Internet, serta memiliki jaringan komputer. Yang pasti perangkatnya dapat dibeli di pasaran bebas, dengan harga sekitar 900 dollar AS sepasang. Voice over IP (VoIP) merupakan teknologi menyalurkan suara yang sudah diubah dan dikemas secara padat berupa paket data ke dalam jaringan Internet menggunakan sebuah protokol yang lazim disebut sebagai TCP/ IP. Satu kanal suara analog (pada jaringan telepon di rumah) bisa di kompres dan dikemas dalam satuan digital sebesar 8-16 Kbps. Dengan begitu, harganya bisa menjadi murah jika dibandingkan komunikasi biasa yang membutuhkan sekitar 64 Kbps untuk satu kanal telepon digital. Hal lain yang menyebabkan VoIP banyak dilirik oleh pebisnis adalah faktor pemakaian secara bergantian, sehingga kapasitas maksimum 30 saluran, dapat dibuat menjadi dua kali lipatnya dengan perhitungan pendapatannya dapat diproyeksikan dua kali lipat juga. Untuk membuat sistem VoIP, kita memiliki banyak variasi penyambungan. Ada koneksi dari komputer ke komputer dengan menggunakan sound card dan head-set yang merupakan solusi paling murah, tetapi cukup merepotkan. Karena kedua sisi harus memiliki komputer dan perangkat lunak yang sama. Ada juga melalui komunikasi suara dari komputer ke pesawat telepon biasa yang biasanya menggunakan gateway atau perangkat yang disediakan oleh suatu perusahaan untuk dapat mengakses jaringan PSTN setempat (Public Switched Telephone Network, jaringan kabel telepon yang digelar oleh PT Telkom). Ada juga konfigurasi lain yang termasuk haram di Indonesia, yaitu perangkat yang memungkinkan kita berkomunikasi langsung melalui PSTN dari telepon yang biasa kita pakai, misalnya yang dipakai oleh Cisco, Clarent, atau perangkat- perangkat lain yang cukup terkenal dan mahal harganya. Kita boleh berbangga, walaupun diprakarsai oleh Jeff Pulfer menerapkan sistem VoIP pertama di AS, tetapi dengan bantuan tangan dingin anak muda berbakat dari Indonesia bernama Izak Jenie, mereka membuat satu proyek yang namanya Free World Dial-Up. Proyek ini dimaksudkan untuk membuat server yang mampu men-dial ke PSTN dan sampai saat ini masih jalan dan berfungsi dengan baik. Serbuan perangkat VoIP ringkas tanpa komputer dimulai oleh InfoTalk buatan Singapura sekitar tahun 1997, dimana perangkat ini sangat mudah digunakan dan dapat langsung dipakai tanpa menggunakan komputer yang langsung mengakses lawan bicara yang juga menggunakan perangkat yang sama di sisi lainnya. InfoTalk membutuhkan koneksi dial-up Internet supaya bisa berkomunikasi melalui jaringan TCP/IP. Pemakai perangkat ini lama-lama menyurut, karena mutu dari jaringan telepon dan jaringan Internet di Indonesia tidak dapat memenuhi persyaratan minimal dari sambungan suara yang dipadatkan (compress) hingga menjadi kecil dan dapat melewati sambungan Internet yang kecepatannya hanya 28.800 bps. Standar ITU Walaupun sudah ada inovasi baru yang dibuat oleh perusahaan tersebut, masyarakat kebanyakan sudah kapok dengan koneksi Internet yang pas- pas-an dari kebanyakan ISP. Apalagi kebanyakan ISP di Indonesia menggunakan sarana satelit sebagai media penghubung ke luar negerinya untuk masuk ke dalam jaringan Internet. Seperti diketahui, dalam teknik yang menggunakan VoIP, kita tidak disarankan untuk menggunakan sarana komunikasi yang mempunyai delay lebih dari 500 ms (millisecond). Jeda yang tinggi ini disebabkan oleh rambatan sinyal naik dan turun dari satelit, sehingga membuat suara bergema atau terlambat tiba di tujuan. Selain itu, jika kita ingin menggabung atau merancang sistem VoIP di perkantoran atau di beberapa kota, ada baiknya menggunakan satu ISP saja, agar throughput-nya besar yang mampu mempertahankan kualitas suara yang bagus dan tidak terjadi delay yang tinggi. Tulisan ini tidak akan membahas sistem yang mahal dan tidak terjangkau, tetapi ditujukan pada sistem yang dibangun dengan menggunakan perangkat murah yang dapat dibeli di pasar bebas, dengan berbagai merek dan kualitas yang memadai dan dapat dipakai dengan baik. Sebagian besar perangkat VoIP yang murah ini semuanya mengacu pada standar ITU (International Telecommunication Union) H.323 tentang pengiriman gambar dan suara melalui jaringan komputer, khususnya memanfaatkan jaringan Internet. Perangkat jenis ini sering disebut ITG atau Internet Telephony Gateway, berbentuk kotak mirip hub atau switch dalam perangkat jaringan komputer. Dalam perangkat ini, terdapat panel dengan lima konektor, satu konektor RJ-45 untuk disambung ke hub atau switch dari sistem jaringan komputer (LAN) untuk mengakses Internet, dua konektor FXS untuk disambung langsung ke pesawat telepon atau fax, dan dua FXO yang dapat disambung ke PABX, sehingga memungkinkan dipakai oleh banyak orang dan bisa digunakan untuk masuk ke dalam jaringan PSTN. Dengan memiliki dua sistem yang sama, kita sudah bisa berkomunikasi melalui jaringan Internet yang memang sudah tersedia di kantor. Komunikasi yang paling mudah adalah melalui konektor FXS yang langsung disambung ke pesawat telepon atau mesin fax. Melalui perangkat lunak yang ada di dalam ITG, kita dapat melakukan pengaturan nomor ekstension dari masing-masing pesawat telepon, sehingga dapat ditentukan, misalnya 101 untuk komunikasi ke Medan, 102 ke Palembang, 201 ke Jakarta, dan 202 ke Bandung, dan seterusnya. Pengaturan dapat dilakukan melalui web browser (Internet Explorer atau Netscape), dan sudah tentu kita harus menempatkan perangkat ITG ini pada jaringan Internet yang memiliki IP legal, sehingga dapat dilihat dari seluruh dunia. Ada beberapa jenis perangkat yang dirancang untuk bisa bekerja pada IP dynamic (IP yang selalu berubah- ubah karena ditetapkan oleh ISP), sehingga pemakai jaringan ADSL (broadband) maupun kabel modem dapat memanfaatkan perangkat ini untuk berkomunikasi. Yang menarik adalah pemanfaatan konektor FXO di perangkat ITG, di mana kita dapat menghubungkan ITG ke PABX, sehingga jumlah pemakainya menjadi banyak dan dapat memanggil nomor lain di dalam jaringan PSTN. Dalam satu perkantoran, dengan tersedianya dua set ITG di kota yang berbeda, mereka sudah dapat berkomunikasi dengan lancar tanpa perlu membayar biaya telepon ke penyedia jaringan. Sistem jaringan ITG yang tanpa memanfaatkan PSTN merupakan cara yang tidak menyalahi hukum dan dapat dijalankan tanpa bermasalah. Nilai tambah Ide lain pemanfaatan ITG ini adalah dapat meningkatkan nilai tambah dan penghasilan satu warnet, karena dengan memasang ITG di warnet yang sudah tersambung ke Internet secara terus-menerus dapat menyambungkan perangkat ini ke PABX. Dengan cara ini, tetangga- tetangga sekitar warnet dapat memanfaatkan saluran telepon untuk ber- SLJJ dengan harga murah. Kalau lebih ekstrem lagi, warnet dapat "menjual" sendiri produknya ke daerah-daerah lain dengan memanfaatkan kemampuan PABX untuk menerima panggilan dari luar. Pada konektor FXS-nya dapat kita pasang pesawat telepon atau mesin fax, sehingga bisa dibuat kamar-kamar seperti layaknya wartel, dan bisa mematok biaya lebih murah dari yang ditentukan oleh Telkom. Pertanyaan berikutnya pasti sekitar biaya yang harus dikeluarkan. Seperti disebutkan di atas, untuk membuat satu sistem cukup membeli ITG yang paling sederhana, bisa empat konektor (2 FXS, 2 FXO), atau dua konektor (1 FXS, 1 FXO), dan sudah tentu kita harus memiliki satu pasang perangkat yang sama untuk dapat saling berkomunikasi. Harga setiap pasangnya, merek Planet dengan empat konektor, sekitar 900 dollar AS, dan pasti akan semakin murah kalau produksinya sudah massal. Perangkat ITG tidak memerlukan komputer untuk operasinya, hanya dibutuhkan browser untuk melakukan pengaturan IP, pengaturan nomor ekstension, dan juga bisa bertindak sebagai server dari standar H.323, sehingga dapat melayani panggilan dari NetMeeting di Microsoft Windows, atau program lainnya yang kompatibel dengan H.323. Bagi yang ini melihat konfigurasi ITG ini bisa mengakses jaringan Internet melalui http:// 202.159.123.9. * Michael S Sunggiardi, Managing Director PT BoNet Utama, Bogor. ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor ---------------------~--> Get your FREE credit report with a FREE CreditCheck Monitoring Service trial http://us.click.yahoo.com/ACHqaB/bQ8CAA/ySSFAA/9rHolB/TM ---------------------------------------------------------------------~-> To unsubscribe from this group, send an email to: GENETIKA-unsubscribe@egroups.com Your use of Yahoo! Groups is subject to http://docs.yahoo.com/info/terms/