Sejarah Amatir Radio di Indonesia
Kegiatan Amatir radio merupakan kegiatan
orang-orang yang mempunyai hoby dalam bidang tehnik transmisi radio dan
elektronika, kegiatan ini sudah ada sejak tehnik transmisi radio ditemukan dan
karena kegiatan ini menggunakan disamping peralatan juga media spektrum
gelombang elektro magnetik yang menyangkut kepentingan kehidupan manusia
dalam alam semesta ini maka, kegiatan ini disahkan, diatur dan diawasi
secara global baik oleh Badan2 telekomunikasi international ITU & IARU
maupun oleh badan telekomunikasi nasional disetiap negara.
Para
amatir radio sedunia sadar bahwa kegiatan ini harus dilakukan secara
tertib dan benar menurut kaidah hidup manusia dan peraturan yang berlaku
secara internasional dan nasiona,l oleh karena itu dalam melakukan
kegiatannya mereka mempunyai dan berlandaskan KODE ETIK AMATIR
RADIO.
Demikian juga di Indonesia kegiatan Amatir radio sudah
ada sejak awal abad ke 20. Semasa perang kemerdekaan RI para amatir radio
di Indonesia juga aktive berjuang dengan peralatan dan keahliannya. Mereka
bergabung didalam wadah Persatoean Amateur Repoeblik
Indonesia (PARI). Namun dizaman ORLA sehubungan dengan
diberlakukannnya SOB kegiatan ini dilarang.
Terbentuknya Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia
Nara Sumber: RAJ Lumenta, Engkus, Herry
Sembel, Hasan Koesoema Ardiwinata, MI Khadja, Willy A.
Karamoy,
Terbentuknya orari boleh dikata berawal di Jakarta dan
Jawa Barat atau pulau Jawa pada umumnya dan diprakarsai oleh kegiatan aksi
mahasiwa , pelajar dan kaum muda, diawal tahun 1965 sekelompok mahasiwa
publistik yang tergabung dalam wadah KAMI membentuk radio siaran
perjuangan bernama Radio Ampera, mulai saat itu juga bermunculanlah radio
siaran lainya seperti Radio Fakultas Tehnik UI, Radio Angkatan Muda, Kayu
Manis, Draba dll. Sudah tentu semua radio siaran itu merupakan siaran yang
tak memiliki izin alias Radio gelap. Sadar karena semakin banyaknya radio
siaran bermunculan yang memerlukan suatu koordinasi demi tercapainya
perjuangan ORBA maka dibentuklah pada tahun 1966 oleh para mahasiwa suatu
wadah yang diberi nama PARD (Persatuan Radio Amatir Djakarta) diantaranya
terdapat nama-nama koordinatornya seperti Willy A Karamoy. Ismet Hadad,
Rusdi Saleh ……dll. Dan di Bandung terbentuk PARB. Bagi anggota yang hanya
berminat dalam bidang teknik wajib menempuh ujian tehnik dan bagi kelompok
radio siaran disamping perlu adanya tehnisi yang telah di uji juga wajib
menempuh ujian tehnik siaran dan publisistik. Setelah itu kesemuanya
diberi callsign menggunakan prefix X, kode area 1 s/d 11 dan suffix 2
huruf sedangkan huruf suffix pertamanya mengidentifikasikan tingkat
keterampilannya A s/d F seperti X6AM, X11CB dsb sedangkan untuk radio
siaran diberi suffix 3 huruf.Pada mulanya PARD merupakan wadah bagi para
amatir radio dan sekaligus radio siaran . Sehingga pada saat itu secara
salah masyarakat mengidentikan Radio amatir sebagai radio siaran non RRI.
Karena adanya Tingkatan keterampilan, PARD saat itu juga menyelenggarakan
ujian kenaikan tingkat.
Disamping itu terdapat juga para
Amatir era 1945-1952 yang tergabung dalam PARI (Persatoean Amatir
Repoeblik Indonesia 1950), diantaranya terdapat nama - nama , Soehodo †.
(YBØAB), Dick Tamimi †. (YBØAC), Soehindrio (YBØAD), Agus Amanto †
(YBØAE), B. Zulkarnaen †. (YBØAU), Koentojo † (YBØAV) dll. Diantara merek
ternyata ada juga yang menjadi anggota PARD seperti, (YBØAE) dan (YBØAU).
Penertiban.
Demi ketertiban pemakaian
frekwensi di Jakarta pada pertengahan 1967 atas prakarsa bapak Bambang
Soehardi † selaku Ka Hubdam V Jaya diberlakukan wajib daftar bagi setiap
Amatir radio dan broadcaster diHubdam V Jaya dengan rekomendasi dari PARD
dan masa berlakunya surat tanda pendaftarannya adalah 3 bulan.(Surat tanda
Daftar baru keluar ± bulan Juni 1968)
Pada Akhir tahun 1967 atas
prakarsa Dr. Rubiono Keropati † selaku ketua Dewan Telkomunikasi, Koentojo
† (YBØAV) selaku Sekretaris Dewan TelKom dan bapak Soerjadi † (YBØAZ)
selaku Ka HubAd telah diundangkan Peraturan Presiden No. 21 yang mengatur
Kegiatan Amatir radio di Indonesia.
ORARI NASIONAL
Atas dasar PP21/1967 pada tanggal 9 Juli 1968 dilingkungan
Sekretariat Negara pada waktu itu dan tanpa kesibukan yang menonjol dengan
dihadiri sejumlah calon anggota yang berdomisili terutama di pulau Jawa,
terbentuklah ORARI dan praktis pada awalnya hanya mencakup pulau Jawa yang
terdiri atas 4 Regio yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Ketua ORARI Nasional dijabat oleh Bapak Koentoyo † (YBØAV).
Dengan terbentuknya Wadah yang sah ini maka, para Amatir merasa lega
karena bisa secara sah melakukan kegiatannya. Tenaga penguji di Dewan
Telkom saat itu sangat terbatas dan hanya diperuntukan untuk menguji calon
Operator dan Markonis radio maka, Dewan belum mungkin menyelenggarakan
ujian untuk calon anggota ORARI dan untuk kebutuhan ini ORARI diberi
wewenang sementara untuk menyelenggarakan sendiri ujian Amatir bagi calon
anggotanya. Dan untuk mengurus keperluan perizinan seluruh anggota
ORARI telah ditunjuk wakil tetap ORARI di Dewan Telekomunikasi RI. Yakni
Herry Sembel (YBØBR) dan Hasan Koesoema (YBØAH).
Dengan
terbentuknya ORARI maka terjadilah masa transisi dalam meletakan istilah
Amatir pada tempatnya, terutama dimasyarakat dan bahkan banyak diantara
pengurus terutama didaerah masih mengidentikan kegiatan Amatir radio
dengan Radio siaran non RRI. Hal ini terlihat dengan adanya radio-radio
siaran dan badan-badan usaha yang melegalitaskan kegiatan siaran/
komunikasi usahanya dengan merekrut anggotanya menjadi anggota ORARI.
Untuk mempersingkat masa transisi ini dan mencegah jangan adalagi suatu
badan radio siaran atau badan lainnya mengajukan permohonan menjadi
anggota ORARI maka pada Bulan Februari 1969 Bapak Koentoyo selaku
Sekretaris Dewan Telekom menugaskan Bapak Engkus selaku staff Dewan
Telekom dan Hasan Koesoema selaku wakil tetap ORARI di Dewan Telekom untuk
memberikan pengarahan pada pembina dan pengurus ORARI di Jawa tengah dan
Jawa Timur. Dari hasil pengarahan dan pengamatan ternyata Jawa tengah
Bapak Imam Poerwito selaku Kahubad Kodam Diponegoro dan selaku ketua ORARI
sudah sejak awal membuat langkah - langkah antisipasi sepert melakukan
screening calon anggota dengan ketat melalui ujian dan ini dibuktikan
dengan terdominasinya kegiatan ORARI Semarang oleh anggota-anggotanya yang
melakukan kegiatan amatir tulen, seperti pemancar rakitan sendiri kegiatan
QSO sebagainya. Namun di jawa timur baru setelah diberikan pengarahan
pembina ORARI Bapak Telwe baru menyadari akan pandangannya yang keliru
tentang kegiatan amatir radio.
DKI Jakarta
Terbentuk ORARI DAERAH KHUSUS IBUKOTA (ODJ) dan anggotanya
terdiri atas mereka yang tergabung dalam PARI dan PARD, dengan ketua Willy
A. Karamoy (YBØBV), Dibantu aktivis lainya seperti M.S. Tamimi † (YBØAC), Soehindriyo (YBØAD), B. Zoelkarnain
† (YBØAU),
Soetikno Boechari (YBØAG), Hasan Koesoema (YBØAH), John H. Kertayasa †
(YBØAR), Herry Sembel (YBØBR), RAJ Lumenta † (YBØBY) dan lainnya. ODJ
secara praktis mewakili daerah lainnya di Dewan Telekomunikasi.
Kegiatan ujian diketuai oleh Soetikno Boechari (YBØAG), bahan ujian
meliputi teori / praktek bidang tehnik dan Operating procedures / CW. Dan
kegiatan ujian dilakukan 1 bulan sekali. Sampai saat ini kengurusan
ODJ sudah beberapa kali berganti diawali dengan Willy A. Karamoy (YBØBV),
Soewondo † (YBØAT), M.I. Khadja (YBØBU), Barata † (YBØAY), T. Zulkarnaen
(YBØBZT) dan Sugeng Supriatna - (YCØSGF) Pada masa kepemimpinan YBØBU
terjadi booming anggota sekitar tahun 1978, banyak anggota masyarakat
mendadak ingin menjadi anggota bahkan dengan segala cara dan karena adanya
juga anggota yang fested interes terjadilah krisis berupa usaha
menjatuhkan pengurus ODJ dan syukur berkat asaz musyawarah dan mufakat
diantara aktivis, krisis tsb dapat diatasi dengan baik. Dan setelah itu
pula penyelenggaraan ujian diserahkan kepada Departemen Telekomunikasi.
Jawa Barat, Bandung
Di Jawa barat pada awalnya
bermula di Bandung dengan wadah PARB (Persatuan Amatir Radio Bandung) yang
kemudian berubah menjadi PARI yang meliputi seluruh Jawa Barat dan
kemudian berubah menjadi ORARI Regional 1 dengan ketua Tom Patah †.
(YB1ZA) yang dibantu oleh pengurus lainnya seperti Yos Urbanus Kaseger †.
(YB1AG), Ikin Mansur (YB1AB), Robin Kain † (YB1KW), Darya † (YB1CR),
Soeyoto † (YB1AY), Moehartono † (YB1PG) dan lainnya.
Jawa
Tengah
Anggotanya terdiri atas mereka yang tergabung dalam
PRAI dengan Imam Poerwito (YB2AB) sebagai ketua dibantu aktivis lainnya
seperti Djahari (YB2AG), Soeyono † (YB2AU) dll
Jawa Timur
Orari terbentuk dengan pembina Bapak Telwe † , Ketua Soegeng
Soenarjo (YB3AB), dibantu oleh Putu Wijaya (YB3AD), Wilson (YB3DC),
Soepardi (YB3DD) dan lainnya.
Disusun oleh YBØBY, R.A.J. Lumenta
†.
Updated by YBØAH September 2004
|